Pacuan kuda adalah salah satu jenis olahraga yang mengutamakan keterampilan seseorang dalam menunggang, mengendarai, berlari atau melompat menggunakan kuda.[1] Berkuda atau sering juga disebut Equestrian bisa dilakukan tidak sekadar melatih kekuatan fisik seperti keseimbangan dan koordinasi tubuh saja, tapi olahraga horseback riding ini juga bisa berguna untuk terapi kesehatan mental.[2] Selain dibutuhkan kuda yang terampil, penunggang kuda atau joki juga harus mampu mengarahkan kuda melalui rintangan yang harus dilalui.
Sekilas Sejarah Pacuan Kuda Gayo Sebagai Tradisi Pestas Rakyat Gayo. Kabupaten Aceh Tengah dengan ibukotanya Takengon yang dikenal dengan berbagai sebutan diantaranya "Negeri Diatas Awan", "Dataran Tinggi Tanoh Gayo" dan "Negeri Antara".
Pacuan kuda adalah olahraga berkuda yang telah ada sejak dahulu kala. Kuda dilatih untuk berpacu menuju garis akhir (finish) melawan peserta lainnya. Banyaknya peminat olahraga berkuda, khususnya di Indonesia, membuat banyak kalangan peternak mengawinkan kuda lokal dengan kuda pacu dari luar seperti kuda pacu Thoroughbred. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kuda pacu yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan Indonesia.
Simak Ulasan :
Tempat yang dipilih waktu itu sebagai lokasi pacuan kuda adalah Gelenggang Musara Alun, persis terletak dijantung kota Takengon ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Kondisi lintasan tampak sangat bersahaya. Disepanjang lintasan yang dibuat melingkar, hanya dibatasi oleh rotan. Pacuan kuda tradisional gayo merupakan sebuah even yang berlangsung tiap tahun.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengapresiasi lomba pacuan kuda yang diselenggarakan di lapangan Tegalrejo, Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kebumen. Dito hadir atas undangan Bupati Arif Sugiyanto. Ini adalah kali pertama event pacuan kuda yang berlangsung sejak tahun 1957 dihadiri Menteri.
Kedatangan Menteri Dito yang didampingi Bupati, dan Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih, serta jajaran Forkopimda pun disambut hangat masyarakat.
Wisata Pacuan Kuda tak hanya sebagai sarana olahraga namun dapat pula dijadikan sebagai atraksi wisata. Arena Pacuan Berkuda ini memiliki fasilitas berupa tribun untuk penonton serta stand-stand bagi penjual.
Selain itu, di area ini juga tersedia kandang kuda yang digunakan oleh para pemilik kuda dari berbagai penjuru nusantara. Dengan adanya event-event pacuan berskala nasional dapat menjadi hiburan bagi masyarakat sekitar serta sumber pemasukan ekonomi Desa Tegalwaton. Event-event ini diadakan setiap satu hingga dua kali tiap bulannya. Arena pacuan berkuda ini juga rutin digunakan setiap hari bagi para penunggang kuda (Joki) untuk berlatih.
Pencarian Terkait :
Posting Komentar
Posting Komentar